Sekentang - Ketika kita ingin membuka suatu usaha keinginan kita yaitu supaya usaha kita maju dan berkembang walaupun banyak tantangan tapi tidak sedikit yang bangkrut ketika ekonomi sedang sulit tapi untuk pengusaha - pengusaha berikut mereka bisa dikatakan sukses karena perusahaan mereka tetap berkembang dan bertahan dalam situasi sulit sekalipun, siapa saja mereka.
1. John D. Rockefeller
Industri: Penyulingan minyak
Perusahaan: Standard Oil (dipecah-pecah oleh antimonopoli, menjadi Exxon, ConocoPhilips, Chevron dll.)
Rockefeller dikenang sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di Wall
Street. Dia dianggap sebagai penjahat, inovator sekaligus pria paling
kuat dalam sejarah. Satu hal yang membedakan Rockefeller dari pebisnis
lain adalah dia memahami betul apa itu resiko.
Daripada masuk ke bisnis spekulasi, Rockefeller memilih menggeluti
bisnis pengilangan minyak yang untungnya lebih kecil tapi lebih stabil.
Pria kelahiran tahun 1839 ini fokus pada sesuatu yang dikenal sebagai
research & development sekarang.
Tidak suka limbah pengilangan minyak terbuang sia-sia, perusahaannya
kemudian membuat berbagai olahan bermanfaat. Mulai dari macam-macam
pelumas, minyak, pendulu Vaseline, cat dan masih banyak lagi.
Kekuasaan Rockefeller di industri minyak makin merajalela seiring raupan
profit tinggi. Dia membeli perusahaan-perusahaan lain baik dengan cara
baik-baik maupun cara kotor lalu membentuk monopoli.
2. Andrew Carnegie
Industri: Besi baja
Perusahaan: Carnegie Steel (dibeli dan dijadikan satu dengan U.S. Steel)
Andrew Carnegie sangat mencintai efisiensi. Pabrik penggilingan baja
Carnegie selalu yang terdepan dalam teknologi. Setiap ada perlambatan
ekonomi, Carnegie mencaplok pabrik kompetitor dan perusahaan di level
produksi lainnya.
Carnegie merenovasi penggilingan tua menjadi standar modern dan berhasil
mengalahkan jumlah produksi serta profit kompetitor-kompetitornya
setiap kali ekonomi bangkit.
Pria Skotlandia yang lahir pada tahun 1835 ini terkenal sebagai Santa
Klaus-nya Wall Street kala itu karena paling rajin beramal dengan jumlah
sumbangan sangat besar dari kekayaan pribadinya.
3. Thomas Edison
Industri: Riset dan pengembangan (R&D)
Perusahaan: Edison General Electric, Edison Illuminating Company, dll.
(sekarang GE atau tetap perusahaan yang sama dengan nama Edison tetap
menempel)
Sebagian besar penemu diingat karena satu inovasi. Sementara Edison
membuat inovasi sebagai bisnis dan menggunakan produksi massal untuk
mendistribusikan hasilnya. Dia mendirikan perusahaan R&D pertama di
dunia di Menlo Park, California.
Nama Edison tercantum di ribuan inovasi yang kita gunakan sehari-hari
dan menginspirasi jutaan produk lainnya berkat pendekatan R&D-nya
yang sistematik. Bayangkan jika tidak pernah ada Edison di dunia ini.
Edison meninggalkan hidupnya sebagai operator telegraf dan pindah ke
Boston pada 1868 untuk menjadi penemu. Dia tidak hanya menciptakan
bohlam lampu tapi juga menciptakan infrastruktur untuk menyalakannya.
Namanya masih bisa dilihat di seluruh dunia dan GE hanyalah salah satu warisan kecil Edison.
4. Henry Ford
Industri: otomotif
Perusahaan: Ford
Jika kita melihat jumlah pemain besar di industri otomotif saat ini,
mudah melupakan bahwa pada 1905 ada lebih dari 50 start-up untuk wilayah
Amerika saja. Apa yang membedakan perusahaan Henry dari kompetitornya
adalah, Ford merupakan satu-satunya perusahaan yang mencoba membuat
mobil untuk semua kalangan. Tidak hanya kalangan atas.
Henry Ford membuat warga Amerika bisa menikmati mengendarai mobil, tidak
hanya orang-orang kaya. Henry juga mengenalkan produksi massal sebagai
kekuatan tawar menawar.
5. Charles Merrill
Industri: investasi perbankan
Perusahaan: Merrill, E.A. Pierce and Co. (bagian dari Bank of America sekarang)
Dia adalah seorang pendukung kapitalisme rakyat, menawarkan jasa
keuangan yang biasanya hanya diperuntukkan bagi orang kaya atau investor
langganan. Merrill berusaha merebut kembali kepercayaan Wall Street
setelah Kehancuran 1929.
Merrill menerbitkan 10 komandemen dalam laporan tahunan 1949. Itu adalah
jaminan publik bahwa perusahaan akan bertindak sendiri dalam pemenuhan
permintaan dan menghilangkan ketakutan klien. Merrill dikenang baik dan
mempopulerkan jargon Bringing Wall Street to Main Street (membawa Wall
Street ke jalanan).
6. Sam Walton
Industri: Ritel
Perusahaan: Wal-Mart
Fokus Sam pada daerah terpencil menimbulkan tantangan tersendiri baik di
sisi penyimpanan maupun pengiriman. Jadi, Sam membangun pabrik raksasa
di area-area antara beberapa toko. Pengiriman ke pabrik jauh lebih besar
daripada yang dikirimkan ke satu toko.
Hal ini memungkinkan Sam menghemat biaya pengiriman melalui diskon
volume dari pemasok. Toko-toko kemudian melempar penghematan biaya ini
ke pelanggan. Meski laba per penjualan sangat kecil tapi bisa tertutup
dari besarnya volume penjualan.
Sadar biaya, komitmen untuk meningkatkan efisiensi dan kemampuan
menegosiasikan diskon volume dengan pemasok memungkinkan Wal-Mart
memasang harga sangat bersaing hingga peritel lain harus waspada.
7. Charles Schwab
Industri: Broker diskon
Perusahaan: Charles Schwab
Saat SEC beralih dari komisi suku bunga tetap, Charles Schwab & Co.
mulai menawarkan jasa broker diskon ke investor mana saja yang ingin
membeli atau menjual saham. Schwab mengubah struktur perusahaannya
menjadi biaya streamline untuk menyesuaikan suku bunga yang terdiskon.
Hal yang dihilangkan adalah riset, saran dan bonus.
Schwab & Co. memiliki pegawai yang tugasnya memasukkan order melalui
sistem komputer otomatis. Schwab mendemokrasikan investasi, membuatnya
mudah dan terjangkau bagi investor individual untuk meraup dan
kehilangan uang di bursa, sama persis seperti institusi besar.
8. Walt Disney
Industri: Hiburan
Perusahaan: Disney
Disney menciptakan karakter Mickey Mouse terinspirasi dari tikus yang
berkeliaran di kantornya. Dia kemudian membuat Mickey Mouse sebagai
pahlawan di "Steamboat Willie" pada 1928. Kesuksesan komersil Mickey
Mouse membuat Disney mampu membangun pabrik kartun dengan sejumlah tim
yang terdiri dari animator, musisi dan seniman.
Selama beberapa dekade berikutnya, perusahaan Disney menjadi kerajaan
hiburan dengan salah satu merek terkuat dalam industri bisnis dunia.
9. Bill Gates
Industri: Perangkat lunak
Perusahaan: Microsoft
Bill Gates dikenal sebagai salah satu orang terkaya di dunia dan pendiri
Microsoft. Namun, bukan level teknologi superior yang menolong Gates
dan perusahaannya 'mencengkramkan cakarnya' di pasar sistem operasi
komputer dunia. Kecerdasan bisnis dan sifat Gates yang sangat kompetitif
lah jawabannya.
Daripada membayar laba perusahaan ke para pemegang saham, Gates
membangun peti perang raksasa yang membantu Microsoft bertahan dari
gugatan hukum antimonopoli dan meraup pasaran baru. Keputusan ini
terbukti benar, seiring dana darurat Microsoft aman-aman saja selama
bubble dan pasar memperlihatkan kompetitornya menggelepar.
10. Steve Jobs
Industri: Komputer, laptop, ponsel, pemutar musik dan sebagainya
Perusahaan: Apple
Jobs merupakan salah satu pendiri Apple, satu-satunya perusahaan
teknologi yang sanggup melawan dominasi Microsoft. Berlawanan dengan
metode ekspansi Gates, pengaruh Jobs pada Apple telah menjadi salah satu
ledakan kreatifitas.
Apple merupakan perusahaan komputer saat Jobs masuk ke situ. Sekarang,
iPod, iPhone dan iPad lah yang jadi pendorong pertumbuhan sekaligus
sumber penghasilan utama Apple. Saat Apple berhasil melampaui penguasaan
pasar Microsoft pada 2010, jelas bagi para investor bahwa perusahan
terbaik untuk berinvestasi sudah tiba.
Terbukti, saat ini Apple merupakan perusahaan termahal di dunia. Setelah
mengalahkan Samsung soal hak paten di pengadilan AS pekan lalu, saham
Apple tembus rekor tertinggi yang pernah tercatat dalam sejarah bursa
dunia yaitu US$ 675,68 atau Rp 6,08 juta per lembarnya.